Kamis, 09 Januari 2014

Karya Kho Zin

Kho Zin, orang Medan, seharusnya saya memanggil Bang, tapi, tanggung memanggil mas, sampai sekarang kata sandang itu saja yang saya pakai. Cara menulisnya luar biasa. Ide-ide, dia alirkan ke dalam cerita. Siapapun membacanya, akan selalu tersedot, sebab kata-kata yang disusunnya, mudah sekali dicerna, pendek-pendek, dan tidak membosankan. Di grup komunitas bisa menulis, dia termasuk penulis produktif, terutama karena tulisannya yang tidak terkesan asal-asalan. Dia menulis dengan panjang yang pas, tidak seperti penulis lainnya yang asal ada ide, langsung tulis. Sepertinya dia sudah cukup matang sebagai seorang penulis, dan karya-karyanya, layak diperhitungkan.

Baik Sangka Itu Baik, Yakini Itu Nak
Bayi dan Kita
Cinta Sekonyong Koder
Seorang Penulis Itu Wajib
Punya Banyak Kawan Penulis Itu Berkah
Garansi Diri Seorang Kawan
Ternyata Pahala dan Dosa Itu Berbalas di Dunia Juga
Bapak Sayang Anak Adalah
Kujual Tetanggaku, Wani Piro
Dilarang Baca Buku di Kamar Mandi
Ikan Asin, I Love You Full
Namaku Kho Zin
Percayalah, Pahala Kita Tak Mungkin Nyasar Ke Tempat Lain
Kenalkan, Ini Erlina Calon Istriku
Istriku Menjelma Jadi Bidadari
Memulai Hari Denan Senyum Itu Sehat
Jangan Terlalu Memanjakan Istrimu
Yang, BukaCabang Ya?
Cantik Harga Mati
Seorang Pemuda Suatu Hari
Aku Mencintai Istri
Mengingatmu, Selalu Membawaku
Suami Yang Kecewa
Romantisme Perut Buncit
Aku Berpikir Tentang Kata
Kepada Sahabat
Sikat Gigi Itu (Tidak) Penting
Malaikatnya Beda?
Cerita Seputar Shalat
Maling Masuk Masjid
Masih Soal Poligami
Belajar dari Orang Kampungan
Cerita Juwita
Pilih-Pilih Calon Istri
Medanku Berduka
Ketika Suami Ingin Dimengerti
Pulanglah Nak!
Meski Merindu, Kuhapus Semua Tentangmu
Jangan Panggil Aku Ustadz
Pesaing Dalam Satu Rumah
Dan Surga pun Menjauh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar