Saya ingin menggunakan tehnik menulis kritis. Kritis terhadap buku yang saya baca, kritis terhadap fenomena sosial di masyarakat, kritis terhadap nasib diri sendiri, kemalasan sendiri, dan kemiskinan diri sendiri.
Kritis membuat sebuah tulisan jadi menarik untuk dijadikan bahan bacaan.
Saya kira, bacaan dari ulama terdahulu jadi menarik, karena bacaan itu bernada kritis, setidaknya kritis terhadap kehidupan masyarakat tempat mereka hidup. Ihya Ulumuddin, sebenarnya, itu tulisan kritis terhadap fenomena manusia waktu itu, yang kacau keimanannya. Kaum zindik di mana-mana, filsafat merasuki masyarakat, dan sangat merusak terutama kepada mereka yang berpikir secara dangkal. Maka Imam Ghazali tampil dengan kitab Ihya Ulumuddinnya, menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama.
Dengan ini saya bisa mencerca dan mendamprat sebuah konsep, menunjukkan kekeliruannya, dan memberikan bukti-bukti, dan pernyataan orang-orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar