Sebenarnya, cara menulis novel itu sangat gampang
Sangat gampang, sangat gampang, dan sangat-sangat-sangat gampang
Yaitu, buang semua aturan menulis
Lalu menulislah
Seenaknya, sebisanya
Mulai dari apa yang bisa kamu tulis,
Berceritalah, sebanyak-banyaknya, sepanjang-panjangnya, dengan bahasa sebisamu, dengan cara bercerita semampumu, dan jangan pernah menyelesaikannya, hingga kamu ingin menyelesaikannya.
Beres!
Gampang bukan?
Apa yang membuat sebagian penulis putus asa, mengeluhkan susahnya menulis novel?
Sebabnya musah saja, dia terlalu banyak mengkritik!
Dia terlalu banyak mengkritik dirinya sendiri
Akibatnya,
Baru empat lima halaman, sudah dia ulangi lagi, buka lagi, baca lagi,
Sambil mempertanyakan, bagus tidaknya, nyambung tidaknya cerita, enak tidaknya dibaca
Dan karena dia terlalu banyak membaca aturan menulis, akibatnya, dia semakin banyak menanggung tuntutan
Penokohan harus kuat
Sebaiknya alur variasi, ada flashbacknya
Hati-hati dengan EYD. Koma dan titik itu mempengaruhi
Jangan membuat adegan yang tidak nyambung dengan cerita
Jangan terlalu banyak mengulang sebuah kata, itu bisa membosankan pembaca
Jangan terlalu banyak menggunakan kata aku,
Seharusnya novel itu berdasarkan riset, meneliti langsung ke lapangan
Ending harus bagus, kalau bisa menggunakan kejutan, harus logis dan nyambung dengan awal cerita
Dan seabrek tuntutan lainnya
Yang membuat dia, bukannya meneruskan cerita
Namun malah jadi cerewet pada dirinya sendiri, mempertanyakan tulisannya sendiri
Aduh, penokohannya sudah kuat belum ya
Bagaimana dengan alurnya, jangan-jangan ceritaku membosankan
Waduh, nama tokohnya juga, kok saya make nama Mimin sih, ini kan aktris cantik
Eh, ceritaku nyambung nggak ya?
Wah, jangan-jangan tulisanku kurang mengalir
Akibatnya, terus bolak-balik membaca dan membaca lagi tulisannya
Dan sebelum menyelesaikannya, dia sudah kehabisan energi
Dia putus asa dan mengeluh, haduh, ternyata menulis novel itu susah, rumit, dan melelahkan
Dan dia pun berhenti. Inilah sebagian penyebab, mengapa sebagian besar penulis pemula mengalami kegagalan.
Padahal sekali lagi, cara menulis novel itu sangat gampang
Menulis sepanjang-panjangnya
Sebanyak-banyaknya
Seenaknya
Sekali lagi, SEENAKNYA. Sebab, jika saat menulisnya saja kamu enak,
Besar harapan
Tulisanmu bisa menjadi bacaan enak
Sebaliknya, jika saat menulisnya saja kamu pusing
Saya harap, jangan sampai Anda tega membagikan bacaan memusingkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar