Ketika khotbahkan
Bahwa yang lebih masuk akal
Hidup ini harusnya ditujukan hanya ke akhirat
Sebagian piciker bicara
Bukannya hidup ini harus pake logika?
Butuh uang, butuh makan, butuh tempat tinggal?
Seakan
Dia mau berkata,
Kalau targetnya melulu akhirat, mana bisa?
So intelek dia berkata:
"Ini kalau mau berpikir realistis"
(Tepok jidat pak RT dengan cangkul)
Saya kira
Orang seperti itu
Kurang mengunyah ilmu agama
Kalau maksa ngaku tahu ilmu agama,
Tapi pola pikirnya masih begitu-begitu juga, saya kira
Dia harus periksa mata!
Menargetkan akhirat
Apakah itu berarti seseorang harus meninggalkan kerja?
Ketika menargetkan akhirat, apakah seseorang menjadi tak peduli dengan keluarganya?
Dengan menargetkan akhirat, apa berarti seseorang berhenti mencari uang?
Ataukah mencari uang
Harus steril dari tujuan-tujuan akhirat
Huh pantas saja! Pantas saja! Pantas! Pantas! Pantas!
Pantas saja selama ini orang
Asal dapat uang, uang negara dilegalkan
Asal makan, makanan ayam tetangga dia makan
Saya kira
Cara berpikir begini lahir
Dari piciknya otak memandang agama
Mungkin dia beragama, cuma berdasar katanya dan katanya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar