Minggu, 05 Januari 2014

Kisah Saya Bersama "The Gospel Of Mahamaya"

Suatu malam,
Malam jum'at, saya kedatangan tamu seorang kiai dari sebuah pesantren besar
Nobrol akrab, sementara tangan saya, sibuk menyampuli buku-buku baru
Dari semua tumpukan buku, ada satu yang menariknya, yaitu buku "The Gospel Of Mahamaya."

Sial nian saya, ternyata dia bukan hanya tertarik
Tapi juga bermaksud merebutnya
Tidak tanggung-tanggung, dengan tegas dia katakan, buku itu akan dia pinta, dan akan dia bawa ke rumahnya. Alasan dia kemukakan, karena penulis buku itu adalah Anand Krisna, penulis yang menyesatkan. Anand Krisna itu pelopor sinkretisme, satu ajaran yang ingin menyatukan semua agama-agama di dunia, dan bisa mendangkalkan ummat muslim dari aqidahnya.

Saya cuma bisa pasrah.
Melawan sangat tidak mungkin, santri dia ada ribuan
Namun hati tetap menggerutu, kok sempit benar cara berpikirnya
Seharusnya dia baca bagaimana isinya, pesan-pesannya, saya perhatikan, tidak ada yang bernada ingin menyesatkan manusia. Hanya pesan-pesan kebenaran, kedamaian, kesopanan, kebaikan, dan semangat hidup. Salahkan bacaan seperti itu. Atau karena seseorang yang menulisnya dianggap salah, lantas tulisannya akan selalu salah, meski pun dia menuliskan kebenaran?

Coba Anda renungkan, apa tulisan Anand Krisna ini salah:

"Ia yang menempatkan raga di atas jiwa, akan kehilangan keduanya, sebab raga takkan bisa bertahan tanpa jiwa."

"Apa gunanya senyum dan tawamu, jika senyum dan tawa itu tidak membuat orang lain senyum dan ikut tertawa."

Tidak salah bukan. Namun apalah daya, karena Pak Kiai telah menjabelnya, saya hanya bisa pasrah
Obrolan berakhir dengan kumandang adan Isya
Dia pun ke mesjid, dan syukurlah, sepulang dari mesjid, dia buru-buru pulang lagi ke pesantrennya, sementara buku, masih tergeletak di meja saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar