Jumat, 10 Januari 2014
Keberanian dan Gairah: Modal Menulis Dandan Hamdani
Keberanian dan gairah, dua modal itulah, saya kira, yang membuat dua novel Dandan Hamdani laris di pasaran. Dua novel itu adalah Yes I Am A Model, dan Living Single.
Bukan sekedar penulis, Dandan Hamdani juga Direktur Pengembangan Bisnis Qyvision PR. Semangat hidupnya yang menggebu, juga seleranya yang tak pernah puas untuk belajar dan belajar, membuat pamor bisnisnya naik drastis. Dalam waktu singkat, sudah punya klien di 50 perusahaan dan menyabet berbagai penghargaan. Antara lain "Asia Pasific Sabre Award 2011" dan "Gold Asia Pasific Sabre Award".
Kesuksesan Dandan tidak dia dapatkan secara instan. Seperti umumnya alam, kematangan dia dapatkan melalui proses. Memulai karir di PT Freeport Indonesia, sebagai government relation officer. Delapan tahun cukup lama juga, yaitu mulai 1990 sampai1998. Setelah itu dia berpindah-pindah, dari Artha Graha Group sampai Para Group.
Tahun 2003 Dandan membuat keputusan cukup berani, menjadi pengusaha ritel dan restaurant. Itu dimulainya dengan menjadi pemegang lisensi sepatu Malaysia merk Vincci dan membangun restaurant fastfood burger nasi bernma Momichan rice burger.
Bukti antusiasme dan gairahnya, selama mengelola bisnis sepatu, dia mampu membuka 5 buah toko, yaitu di mall taman anggrek, Pondok Indah Mall 2, Senayan City, Fariz van Java (Bandung), dan Mall Galaxi (Surabaya). Dia mampu menjual rata-rata 2500 pasang sepatu perbulan di setiap toko.
Tahun 2008, Dandan melepaskan seluruh sahamnya di Vincci, dan memberikannya kepada salah satu mitra. Padahal waktu itu, Vincci sedang naik daun. Keputusan itu dia lakukan, karena punya rencana membuat perusahaan ritel besar dan berkongsi dengan Bakrie Group. Sayang, rencana itu gagal di tengah jalan."
Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan. Peribahasa ini sedikit relevan untuknya. Walau begitu, gairahnya takn pernah padam. Dimulai dari pertemuannya dengan Indira Abidin, Managing Directure Fortune PR Awal 2009, Dandan kerja keras sambil belajar public relation, dan dalam bidang ini dia cukup berkembang. Sebab sebelumnya, dia punya punya banyak pengalaman di bidang kehumasan. Di perusahaan ini namanya cukup diperhitungkan, hingga pertengahan 2010, menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan, menyuntingnya untuk menjadi direktur utama Smesco. Dandan pun keluar dari Fortune PR. Dan pribahasa "Punai di tangan dilepaskan berlaku lagi" . Pengunduran diri Sri Mulyani, menteri keuangan waktu itu, membuat pengangkatan Dandan menjadi Dirut Smesco menjadi tidak jelas.
Berbagai peluang dan kedudukan boleh hilang, tapi semangat dan keberaniannya tidak pernah hilang. Setelah berkali-kali kerja pada perusahaan orang lain, tiba saatnya Dandan membangun bisnisnya sendiri. "Akhirnya saya memutuskan untuk mundur. Kemudian membangun sebuah PR (public relation) Qyvision.". Dengan penuh gairah, segala hal yang berkaitan denga public ralation ditekuninya.Termasuk membuat blog, dan, seperti disebutkan di atas: menulis novel. Sebenarnya novel itu sekedar refleksi dari keberanian dan gairah hidupnya, yang tak pernah pada, yang ketika dia proyeksikan ke dalam novel, banyak orang terinspirasi, merasa disemangati. Itulah yang membuat dua bukunya ini best seller.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar