Semula, saya kurang tertarik dengan nama ini. Banyaknya pemberitaan buruk di media, membuat saya mengira Anas ini perusak negara. Dan kesan buruk itu semakin bertambah, ketika saya buka-buka video stand up comedy, si Soleh sangat berani memojokkannya. Anas, anak monas. Anas, harus digantung di monas. Begitulah kesan awal saya tentang anas: brengsek.
Sialnya, saya tidak berusah mencari tahu siapa dan bagaimana tindak-tanduk dia sebenarnya. Baru telinga saya rancung mendengar namanya, dan menjadi penasaran, setelah seorang jawa datang ke kampus saya. Orang Jawa ini bekerja di kampus saya, dan suatu hari, salah seorang teman Sunda saya berani berkata, Orang Jawa itu mudah marah.
Tentu saja orang Jawa ini tak terima. Dan sikap tidak menerimanya, dia tunjukkan dengan fakta. Justru sebaliknya, sanggahnya, orang Jawa itu lebih telaten, penuh pertimbangan, mengayomi, menerima pendapat. Itulah makanya orang Jawa diterima semua kalangan. Coba dari suku mana kebanyakan para pemimpin kita? Dari suku Jawa. Itu karena orang Jawa lebih tenang, pandai menjaga emosi. Lihat saja Anas Urbaningrum, meski diguncang dari sana-sini, dijatuhkan, diturunkan dari jabatannya, tenang saja dia.
Obrolan itu di ruang tamu, sedang saya, mendengarkannya dari ruang kerja saya. Apa benar begitu, tapi faktual juga. Memang benar orang Jawa diterima semua kalangan, dan itulah sebabnya, pemimpin yang muncul kebanyakan dari suku Jawa. Joko Widodo, Soeharto, Soekarno, Susilo Bambang Yudhoyono, Tukul Arwana. Eh, maaf, nama terarkhir cuma pemipin sebuah acara. Oke, kita kembali ke lap top. Dan yang paling membuat saya penasaran dari pembicaraan itu adalah gaya santai Anas Urbaningrum. Terus terang, saya selalu tertarik dengan para low profil, yang jika berkomunikasi, gayanya santai, meski watak itu bukan punya saya. Dan Anas katanya begitu, itulah sebabnya saya penasaran ingin tahu lebih banyak Tentang Anas. Ingin tahu, bagaimana gaya santainya saat bicara.
Dan pagi ini, DetikNews langsung menjawabnya :"Beginilah Gaya Santai Anas Urbaningrum Bicara."
Kali ini, kemunculannya sekadang di depan media dimulai dengan tebaran senyum. Sama sekali tak ada tanda-tanda banyak masalah pada wajahnya.
"Jangan serius-serius begitu," katanya, kepada para wartawan.
Duduk lesehan di lantai depan rumahnya, Anas kemudian santai menjawab pertanyaan pers selama 30 menit. Kesan santainya semakin terasa dengan sarung kotak-kotak dan baju koko putihnya.
"Sekali lagi, Anas minta maaf untuk kawan media yang telah menunggu sampai tidur di jalan, digigit nyamuk, kehujanan, karena saya baru semalam kembali ke sini dari Blitar." Kata Anas.
Seorang pekerja media berteriak lantang kepada Anas, apakah dia akan mendatangi KPK, dan luar biasa, Anas menjawabnya dengan nada rendah.
"Sabar, tunggu saja. Saya tahu kok. Di Rusuna Said kan?"
Saya terbahak sendirian membaca jawabannya ini. Luar biasa Bang Anas, saya salut gaya santaimu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar