Jumat, 28 Februari 2014
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 6
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 5
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 4
Download Gratis Kitab Fathul Bari
Baiklah kalau Anda tidak suka karya-karya Jalaluddin Rahmat, mungkin buku yang satu ini bisa membuat Anda tertarik, dan saya kira, takkan seorang pun dari Anda warga sini yang mempermasalahkannya. Buku ini supwer tuebal, dan Anda, saya kira, takkan selesai membacanya dalam jangka satu tahun, apalagi, saya tahu sendiri, bagaimana mental membaca Anda!
Demi menambah cinta Anda kepada kitab yang satu ini, baiklah saya ceritakan sedikit tentang penulisnya. Ibnu Hajar besar sebagai penuntut ilmu. Hidupnya prihatin sebagai yatim piatu. Ayah dan ibunya meninggal dunia saat beliau masih kecil. Kemudian besar dalam pengasuhan abangnya, Az-Zaki Al-Karubi. Pada usia 5 tahun, Ibnu Hajar masuk ke Al-Maktab, untuk menghafal Al-Qur'an, di sana terdapat seorang guru yang bernama Shamsuddin bin Al-Allaf yang saat itu menjadi Gubernur Mesir. dan juga Shamsuddin Al-Thrusy. Akan tetapi, Ibnu Hajar tidak dapat menghafal Al-Qur'an, sehingga kemudian beliau berpindah guru kepada Ahli Fiqih, seorang guru yang shaleh bernama Shadruddin Muhammad Al-Muqri. Kepada beliau inilah beliau menamatkan hafalan Al-Qur'annya. Usia beliau waktu itu 9 tahun, dan pada usia 12 tahun beliau dilantik sebagai imam tarowih di Mesjidil Haram pada tahun 785 Hijrah.
Ibnu Hajar kemudian pergi ke Mesir untuk menuntut ilmu, dan belajar sungguh-sungguh di kota ini, sehingga beliau mampu menghafal beberapa kitab induk seperti Al-Umdah Al-Ahkam karya Abdul Ghani Al-Maqdisi, Al-Alfiyah Fi Ulum Al-Hadits karya guru beliau Al-Hafidz Al-Iraqi, Mulhatu Al-I'rab, serta yang lainnya...
Entah benar atau rekayasa, ada kisah menyebutkan, nama Ibnu Hajar ini dia peroleh karena tafakurnya atas sebuah batu. Batu tersebut menjadi berlubang, hanya karena tetasan air, dan itu sangat menginspirasinya untuk kerja keras menuntut ilmu. Ceritanya Ibnu Hajar ini sudah menyerah. Di tempat belajarnya susah mengerti. Pelajaran didengarkannya tapi hanya masuk telinga. Tidak sampai ke dalam pikiran. Ibnu Gajar putus asa, pulang, namun di perjalanan melihat tetesan air menimpa batu, dan batu itu menjadi berlubang. Ibnu Hajar berpikir: "Air itu begitu lemah, namun karena ketekunannya, terus-menerus menetes, dia sanggup melobangi batu, maka pasti apalagi aku, kalau aku tekun, terus menerus belajar, pasti akan bisa juga aku."
Mulanya beliau mencintai kitab-kitab sejarah, serta menghafal nama-nama perawi. Setelah itu beliau mengkaji bidang sastera Arab dari tahun 792 serta menjadi pakar dalam syair. Namun akhirnya beliau jatuh cinta kepada kajian hadits. Kitab hadis legendaris karya Imam Bukhari dia baca, dia nikmati, dan dia resapkan ke dalam jiwanya, kemudian dia syarahi hinggal jadilah kitab super tebal ini: Fathul Bari.
Pembaca, apa yang ada di hadapan Anda ini bukan kitab sembarangan, melainkan harta karun mahal dari khazanah lama. Anda sedang mennghadapi hidangan kenabian, dan karena itu, sudah semestinya merendahkan hati, untuk menerima pengetahuan berharga yang ada di dalamnya. Siapa yang berminat, bisa langsung mendownload gratisnya di sini:
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 1
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 2
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 3
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 4
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 5
DOWNLOAD GRATIS KITAB FATHUL BARI 6
Kamis, 27 Februari 2014
Rendah Hati Itu Menyenangkan, Meski Hanya Berpura-Pura
Jangankan bersungguh-sungguh, dengan berpura-pura saja, rendah hati terasa menyenangkan membuat saya aman.
Daripada saya menyombongkan diri dengan menyebutkan kehebatan diri dan melecehkan orang lain, lebih enak rasanya menghinakan diri sendiri sambil menyebut kelebihan orang lain meskipun pura-pura.
Dengan meninggilan diri dan melecehkan orang lain, biasanya darah bergolak, apalagi jika orang lain itu balik menyombongkan kelebihan dirinya dan melecehkan saya, darah bergolak seperti berubah menjadi bensin. Tinggal lempar korek api, maka korek api itu langsung basa oleh bensi, dan jika sekali lagi dilempar korek api yang sudah dinyalakan, maka api akan berkobar dahsyat.
Padahal sebenarnya hanya pura-pura. Sebenarnya dalam hati saya ingin tertawa, misalnya kepada orang yang mencoba berlagak so tahu, kemudian mendebat saya, menyatakan ketidaksetujuannya kepadan saya kemudian menyebutkan dalil-dalil yang menurut saya konyol dan salah, sebenarnya saya ingin merendahkannya, tetapi karena malu pada diri sendiri telah berjanji takkan lagi mau berdebat, maka saya lebih suka menyanjungnya saja. "Wah, saya orang bodoh, mas kok pintar sekali ya!", "Wah kalimat-kalimatnya menarik sekali, saya suka, saya beruntung ketemu Anda, saya ingin berguru kepada Anda." dan sebagainya.
Atau contoh nyatanya pagi ini, pagi saat saya menyusun tulisan ini, saya buka kembali facebook, dan menemukan tulisan saya yang membahas tentang sisi menarik karya Jalaluddin Rakhmat. Membaca komentar-komentarnya, saya sangat tertarik. Banyak yang membantah, bahkan ada yang sangat semangat membantah dengan komentar yang panjang. Menurut mereka tidak seharusnya membaca buku-buku Jalaluddin Rakhmat, apalagi menikmati uraian-uraian ceramahnya, karena dia seorang syi'ah. Ada yang memberikan komentar panjang dengan bahasan ke sana ke mari, kepada ghazwul fikri, dan mengatakan karya Jalaluddin Rahmat itu sebagai bagian dari Ghazwul Fikri yang bisa merusak pemikiran kita jika karyanya kita dengarkan dan kita baca, kemudian dengan sangat gagah, tapi membuat saya tersenyum, di bagian akhir komentarnya dia menulis: "Ya Alloh, hamba-Mu telah menyampaikan kebenaran. Saksikanlah!"
Yang lainnya menulis komentar tidak seharusnya menimba ilmu kepada orang seperti Jalaluddin Rahmat, dia sudah tercampuri pemikiran sesat, karena itu, ilmunya, bisa diibaratkan dengan air yang keruh. Kemudian teman ini pun menulis: "Menurut saya, lebih enak memancing di air jernih daripada di air keruh apalagi di air comberan.", bahkan tidak puas hanya satu komentar, di bagian bawahnya dia pun menulis lagi dengan nada menggurui: "Makananan yang baik hanya akan diterima oleh tubuh yang sehat. Jika makanan itu tidak baik, maka tubuh yang sehat akan memuntahkannya." Dengan ungkapan itu, dia mau mengatakan, bahwa orang yang suka dengan karya Jalaluddin Rahmat yang "sesat" itu adalah orang yang jiwanya tidak sehat, dan karena saya menyukainya, berarti saya tidak sehat.
Bagaimana cara saya menanggapi komentar-komentar itu?. Cari aman saja. Kepada mereka saya pura-pura merendah dengan cara menyanjungnya. Kata saya: "Panjangnya komen Anda mas menandakan ketinggian ilmunya. Jika direkam dan dikasetkan, wah alangkah besar manfaatnya mas."
Padahal sebenarnya saya hanya pura-pura, tapi efeknya, terasa bahagia. Orang itu tidak balas mencaci-maki, dan suasana menjadi menyenangkan. Setidaknya menyenangkan menurut saya, karena bisa nonton berbagai pertunjukan menarik. Yang tidak mikir malah bahagia menyangka saya memujinya, sebaliknya yang agak mikir, seringkali kebingungan, dan yang cerdas dan tahu maksud melecehkan di balik kata-kata saya balik pura-pura menyanjung. Bagaimana kalau saya disanjung? Ya tentu saja saya bahagia, meski sanjungan itu hanya pura-pura.
Demikianlah indahnya rendah hati. Dengan pura-pura saja terasa menyenangkan, bagaimana jika rendah hati itusungguhan?
Daripada saya menyombongkan diri dengan menyebutkan kehebatan diri dan melecehkan orang lain, lebih enak rasanya menghinakan diri sendiri sambil menyebut kelebihan orang lain meskipun pura-pura.
Dengan meninggilan diri dan melecehkan orang lain, biasanya darah bergolak, apalagi jika orang lain itu balik menyombongkan kelebihan dirinya dan melecehkan saya, darah bergolak seperti berubah menjadi bensin. Tinggal lempar korek api, maka korek api itu langsung basa oleh bensi, dan jika sekali lagi dilempar korek api yang sudah dinyalakan, maka api akan berkobar dahsyat.
Padahal sebenarnya hanya pura-pura. Sebenarnya dalam hati saya ingin tertawa, misalnya kepada orang yang mencoba berlagak so tahu, kemudian mendebat saya, menyatakan ketidaksetujuannya kepadan saya kemudian menyebutkan dalil-dalil yang menurut saya konyol dan salah, sebenarnya saya ingin merendahkannya, tetapi karena malu pada diri sendiri telah berjanji takkan lagi mau berdebat, maka saya lebih suka menyanjungnya saja. "Wah, saya orang bodoh, mas kok pintar sekali ya!", "Wah kalimat-kalimatnya menarik sekali, saya suka, saya beruntung ketemu Anda, saya ingin berguru kepada Anda." dan sebagainya.
Atau contoh nyatanya pagi ini, pagi saat saya menyusun tulisan ini, saya buka kembali facebook, dan menemukan tulisan saya yang membahas tentang sisi menarik karya Jalaluddin Rakhmat. Membaca komentar-komentarnya, saya sangat tertarik. Banyak yang membantah, bahkan ada yang sangat semangat membantah dengan komentar yang panjang. Menurut mereka tidak seharusnya membaca buku-buku Jalaluddin Rakhmat, apalagi menikmati uraian-uraian ceramahnya, karena dia seorang syi'ah. Ada yang memberikan komentar panjang dengan bahasan ke sana ke mari, kepada ghazwul fikri, dan mengatakan karya Jalaluddin Rahmat itu sebagai bagian dari Ghazwul Fikri yang bisa merusak pemikiran kita jika karyanya kita dengarkan dan kita baca, kemudian dengan sangat gagah, tapi membuat saya tersenyum, di bagian akhir komentarnya dia menulis: "Ya Alloh, hamba-Mu telah menyampaikan kebenaran. Saksikanlah!"
Yang lainnya menulis komentar tidak seharusnya menimba ilmu kepada orang seperti Jalaluddin Rahmat, dia sudah tercampuri pemikiran sesat, karena itu, ilmunya, bisa diibaratkan dengan air yang keruh. Kemudian teman ini pun menulis: "Menurut saya, lebih enak memancing di air jernih daripada di air keruh apalagi di air comberan.", bahkan tidak puas hanya satu komentar, di bagian bawahnya dia pun menulis lagi dengan nada menggurui: "Makananan yang baik hanya akan diterima oleh tubuh yang sehat. Jika makanan itu tidak baik, maka tubuh yang sehat akan memuntahkannya." Dengan ungkapan itu, dia mau mengatakan, bahwa orang yang suka dengan karya Jalaluddin Rahmat yang "sesat" itu adalah orang yang jiwanya tidak sehat, dan karena saya menyukainya, berarti saya tidak sehat.
Bagaimana cara saya menanggapi komentar-komentar itu?. Cari aman saja. Kepada mereka saya pura-pura merendah dengan cara menyanjungnya. Kata saya: "Panjangnya komen Anda mas menandakan ketinggian ilmunya. Jika direkam dan dikasetkan, wah alangkah besar manfaatnya mas."
Padahal sebenarnya saya hanya pura-pura, tapi efeknya, terasa bahagia. Orang itu tidak balas mencaci-maki, dan suasana menjadi menyenangkan. Setidaknya menyenangkan menurut saya, karena bisa nonton berbagai pertunjukan menarik. Yang tidak mikir malah bahagia menyangka saya memujinya, sebaliknya yang agak mikir, seringkali kebingungan, dan yang cerdas dan tahu maksud melecehkan di balik kata-kata saya balik pura-pura menyanjung. Bagaimana kalau saya disanjung? Ya tentu saja saya bahagia, meski sanjungan itu hanya pura-pura.
Demikianlah indahnya rendah hati. Dengan pura-pura saja terasa menyenangkan, bagaimana jika rendah hati itusungguhan?
Download Gratis Buku Jalaluddin Rahmat
Apa yang terpikir oleh Anda ketika nama Jalaluddin Rahmat disebut?
Sebagian orang ada yang benci, karena pendapat umum menyebutnya Syiah. Sebagian lain, lebih berani lagi, ada yang menyebutnya "kafir harbi", yaitu kafir yang memusuhi, bahkan sebagian lain menyebutnya "Syetan". Saya sendiri tidak tahu siapa dia sebenarnya, bagaimana aqidahnya, hanya saja, saya melihatnya, sebagai orang yang berilmu tinggi, dan ketika bicara menyampaikan sesuatu, tampak sekali dia menguasi materi, dan nada suaranya, enak didengar telinga: tenang, tertib, jelas, dan sistematis.
Saya juga mengenalnya sebagai pakar komunikasi. Salah satu bukunya komunikasinya adalah Retorika Modern, tidak pernah bosan saya buka. Di sana, dia memaparkan dengan lengkap, tentang dasar-dasar ilmu retorika, yang ketika diterapkan ke dalam dunia tulis menulis, cukup relevan. Saya kira, siapa pun Anda yang berminat kepada dunia tulis menulis, ketika membuka buku Retorika Modern, akan segera jatuh cinta kepada karya Kang Jalal yang satu ini.
Buku-buku eketroniknya saya cari di internet, dan mendapatkan empat buah. Ceramah-ceramahnya juga, yang berupa video, yang berupa MP3, saya ambil rakus, kemudian saya simpan di blog. Alasannya satu, yang membuat saya tertarik padanya adalah, karena Jalaluddin Rahmat ini banyak ilmunya. Saya kira, sebutan buruk buat seseorang, bahkan meskipun benar seseorang itu sesat, tidak seharusnya membuat kita terhalang mendapatkan ilmu pengetahuan berharga darinya.
Anda yang membutuhkan karya-karyanya, bisa Anda DOWNLOAD DI SINI
Selasa, 25 Februari 2014
Download Gratis Tutur Tinular 5: Perguruan Loh Pandak
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 121-122
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 123-124
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 125-126
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 127-128
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 129-130
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 131-132
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 133-134
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 135-136
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 137-138
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 139-140
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 141-142
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 143-144
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 145-146
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 147-148
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 149-150
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 123-124
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 125-126
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 127-128
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 129-130
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 131-132
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 133-134
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 135-136
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 137-138
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 139-140
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 141-142
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 143-144
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 145-146
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 147-148
Tutur Tinular: Perguruan Loh Pandak 149-150
Tutur Tinular 4: Kemelut Cinta di Atas Noda
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 91
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 92
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 93
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 94
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 95
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 96
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 97
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 98
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 99
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 100
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 101
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 102
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 103
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 104
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 105
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 106
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 107
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 108
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 109
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 110
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 111
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 112
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 113
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 114
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 115
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 116
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 117
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 118
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 119
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 120
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 92
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 93
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 94
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 95
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 96
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 97
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 98
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 99
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 100
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 101
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 102
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 103
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 104
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 105
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 106
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 107
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 108
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 109
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 110
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 111
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 112
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 113
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 114
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 115
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 116
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 117
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 118
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 119
Tutur Tinular: Kemelut Cinta di Atas Noda 120
Senin, 24 Februari 2014
Emha Ainun Nadjib Berbicara Tentang Permisivisme
MP3 singkat yang akan Anda download ini membicarakan permisivisme. Namun sebelum menyedot dan mendengarkannya, saya kita perlu memahami dulu apa arti sebenarnya dari kata itu?
Seperti biasa rujukan saya adalah Wikipedia. Saya temukan di sana permisivisme berasal dari Bahasa Inggris, permissive yang berarti pembolehan, suka mengizinkan. Itulah sebabnya ketika kita minta kebolehan kepada seseorang, itu dinamai permisi. Jadi permisivisme merupakan pandangan dan sikap yang mengizinkan apa saja.
Orang yang permisivistis, hidupnya serba bebas. Dalam hidup keseharian tidak ada keteraturan. Bangun dan pergi tidur, makan dan berpakaian, dan bekerja semaunya. Tidak ada jadwal, tidak ada prosedur. Dalam hidup bermasyarakat, orang seperti ini sering tidak berbudi, tidak punya sopan santun. Dia juga tak peduli hukum dan undang-undang. Jika ditimpa hukuman, orang seperti ini akan menerimanya dengan santai dan tidak jarang menganggap hukuman itu sebagai humor. Dalam berkeluarga, dia akan membolehkan setiap anggota keluarga berbuat semaunya.
Cak Nun, panggilan akrab Emha Ainun Nadjib memperbincangkan permisivisme budaya. Seringkali tidak sadar, kita pun ternyata sebenarnya termasuk orang permisiv. Ketika tidak peduli pada kekeliruan di depan kita, bahkan cenderung melakukannya, itu juga termasuk sikap permisiv. Permisivisme budaya seperti apa yang Cak Nun contohkan dalam MP3 singkatnya itu?
Alangkah baiknya Anda langsung saja download DI SINI
Seperti biasa rujukan saya adalah Wikipedia. Saya temukan di sana permisivisme berasal dari Bahasa Inggris, permissive yang berarti pembolehan, suka mengizinkan. Itulah sebabnya ketika kita minta kebolehan kepada seseorang, itu dinamai permisi. Jadi permisivisme merupakan pandangan dan sikap yang mengizinkan apa saja.
Orang yang permisivistis, hidupnya serba bebas. Dalam hidup keseharian tidak ada keteraturan. Bangun dan pergi tidur, makan dan berpakaian, dan bekerja semaunya. Tidak ada jadwal, tidak ada prosedur. Dalam hidup bermasyarakat, orang seperti ini sering tidak berbudi, tidak punya sopan santun. Dia juga tak peduli hukum dan undang-undang. Jika ditimpa hukuman, orang seperti ini akan menerimanya dengan santai dan tidak jarang menganggap hukuman itu sebagai humor. Dalam berkeluarga, dia akan membolehkan setiap anggota keluarga berbuat semaunya.
Cak Nun, panggilan akrab Emha Ainun Nadjib memperbincangkan permisivisme budaya. Seringkali tidak sadar, kita pun ternyata sebenarnya termasuk orang permisiv. Ketika tidak peduli pada kekeliruan di depan kita, bahkan cenderung melakukannya, itu juga termasuk sikap permisiv. Permisivisme budaya seperti apa yang Cak Nun contohkan dalam MP3 singkatnya itu?
Alangkah baiknya Anda langsung saja download DI SINI
Kamis, 20 Februari 2014
Download Gratis Serial Wiro Sableng
- Wiro Sableng 1 (Empat Brewok)
- Wiro Sableng 2 (Petualangan di Tiongkok)
- Wiro Sableng 3 (Petaka Gundik Jelita)
- Wiro Sableng 4 (Pangeran Matahari)
- Wiro Sableng 5 (Halilintar di Singgalang)
- Wiro Sableng 6 (Ki Ageng Tunggul Keparat)
- Wiro Sableng 7 (Dendam di Puncak Singgalang)
- Wiro Sableng 8 (Petualangan di Negeri)
- Wiro Sableng 9 (Dendam Manusia Paku)
- Wiro Sableng 10 (Wasiat Iblis)
- Wiro Sableng 11 (Tua Gila dari Andalas)
- Wiro Sableng 12 (Bola-Bola Iblis)
- Wiro Sableng 13 (Kembali Ke Tanah Jawa)
- Wiro Sableng 14 (Badik Sumpah Darah)
- Wiro Sableng 15 (113 Lorong Kematian)
- Wiro Sableng 16 (Perjanjian dengan Roh)
- Wiro Sableng 17 (Dadu Setan)
- Wiro Sableng 18 (Petaka Patung)
- Wiro Sableng 19 (Si Cantik Gila)
- Wiro Sableng 20 (Kupu-Kupu Giok)
- Wiro Sableng 21 (Malam Jahanam)
- Wiro Sableng 22 (Bidadari Dua Musim)
Download Gratis Wiro Sableng 21 (Malam Jahanam)
- Wiro Sableng: Malam Jahanam di Mataram
- Wiro Sableng: Empat Mayat Aneh
- Wiro Sableng: Roh Jemputan
- Wiro Sableng: Dua Nyawa Kembar
- Wiro Sableng: Sepasang Arwah Bisu
- Wiro Sableng: Dewi Kaki Tunggal
- Wiro Sableng: Jaka Pesolek Penangkap Petir
- Wiro Sableng: Tabir Delapan Mayat
- Wiro Sableng: Delapan Sukma Merah
- Wiro Sableng: Sesajen Atap Langit
- Wiro Sableng: Selir Pamungkas
- Wiro Sableng: 8 Pocong Menari
- Wiro Sableng: Bulan Biru di Mataram
Download Gratis Wiro Sableng 15 (113 Lorong Kematian)
- Wiro Sableng: 113 Lorong Kematian
- Wiro Sableng: Nyawa Kedua
- Wiro Sableng: Rumah Tanpa Dosa
- Wiro Sableng: Bendera Darah
- Wiro Sableng: Aksara Batu Bernyawa
- Wiro Sableng: Pernikahan Dengan Mayat
- Wiro Sableng: Api Cinta Sang Pendekar
- Wiro Sableng: Misteri Pedang Naga Suci 212
- Wiro Sableng: Kematian Kedua
- Wiro Sableng: Kitab Seribu Pengobatan
Download Gratis Wiro Sableng 12 (Bola-Bola Iblis)
- Wiro Sableng: Bola-Bola Iblis
- Wiro Sableng: Hantu Bara Kaliatus
- Wiro Sableng: Peri Angsa Putih
- Wiro Sableng: Hantu Jati Landak
- Wiro Sableng: Rahasia Bayi Tergantung
- Wiro Sableng: Hantu Tangan Empat
- Wiro Sableng: Hantu Muka Dua
- Wiro Sableng: Rahasia Kincir Hantu
- Wiro Sableng: Rahasia Patung Menangis
- Wiro Sableng: Gerhana di Gajah Mungkur
- Wiro Sableng: Hantu Langit Terjungkir
- Wiro Sableng: Rahasia Mawar Beracun
- Wiro Sableng: Hantu Santet Laknat
- Wiro Sableng: Badai Fitnah Latanahsilam
- Wiro Sableng: Rahasia Perkawinan Wiro
- Wiro Sableng: Hantu Selaksa Angin
- Wiro Sableng: Muka Tanah Liat
- Wiro Sableng: Batu Pembalik aktu
- Wiro Sableng: Istana Kebahagiaan
Download Gratis Wiro Sableng 11 (Tua Gila dari Andalas)
- Wiro Sableng: Tua Gila dari Andalas
- Wiro Sableng: Asmara Darah Tua Gila
- Wiro Sableng: Lembah Akhirat
- Wiro Sableng: Pedang Naga Suci 212
- Wiro Sableng: Jagal Iblis Makam Setan
- Wiro Sableng: Utusan Dari Akhirat
- Wiro Sableng: Liang Lahat Gajah Mungkur
- Wiro Sableng: Rahasia Cinta Tua Gila
- Wiro Sableng: Wasiat Malaikat
- Wiro Sableng: Dendam dalam Titisan
- Wiro Sableng: Gerhana di Gajah Mungkur
Download Gratis Wiro Sableng 4 (Pangeran Matahari)
- Wiro Sableng: Pangeran Matahari dari Puncak Merapi
- Wiro Sableng: Bajingan dari Susukan
- Wiro Sableng: Panglima Buronan
- Wiro Sableng: Munculnya Sinto Gendeng
- Wiro Sableng: Telaga Emas Berdarah
- Wiro Sableng: Dewi Dalam Pasungan
- Wiro Sableng: Maut Bermata Satu
- Wiro Sableng: Iblis Berjanggut Biru
- Wiro Sableng: Kelelawar Hantu
- Wiro Sableng: Setan Dari Luar Jagad
- Wiro Sableng: Malaikat Maut Berambut Salju
- Wiro Sableng: Badai di Parangtritis
- Wiro Sableng: Dewi Lembah Bangkai
- Wiro Sableng: Topeng Buat Wiro
- Wiro Sableng: Manusia Halilintar
- Wiro Sableng: Serikat Setan Merah
- Wiro Sableng: Pembalasan Ratu Laut Utara
- Wiro Sableng: Memburu si Penjagal Mayat
- Wiro Sableng: Srigala Iblis
- Wiro Sableng: Mayat Hidup Gunung Klabat
- Wiro Sabkeng: Raja Sesat Penyebar Racun
- Wiro Sableng: Guna-Guna Tombak Api
- Wiro Sableng: Kutukan dari Liang Kubur
- Wiro Sableng: Pembalasan Pendekat Bule
- Wiro Sableng: Misteri Dewi Bunga Mayat
- Wiro Sableng: Ratu Mesum Bukit Kemukus
- Wiro Sableng: Nyawa Yang Terhutang
- Wiro Sableng: Bahala Jubah Kencono Gani
- Wiro Sableng: Peti Mati dari Jepara
- Wiro Sableng: Sarikat Candu Iblis
- Wiro Sableng: Makam Tanpa Nisan
- Wiro Sableng: Kamandaka Murid Murtad
- Wiro Sableng: Neraka Krakatau
- Wiro Sableng: Betina Penghisap Darah
- Wiro Sableng: Hari-Hari Terkutuk
- Wiro Sableng: Singa Gurun Bromo
Download Gratis Wiro Sableng 2 (Petualangan di Tiongkok)
- Wiro Sableng: Iblis dari Nankin
- Wiro Sableng: Pendekar Pedang Akhirat
- Wiro Sableng: Pendekar dari Gunung Naga
- Wiro Sableng: Hidung Belang Berkipas Sakti
- Wiro Sableng: Neraka Puncak Lawu
- Wiro Sableng: Siluman Teluk Gonggo
- Wiro Sableng: Cincin Warisan Setan
- Wiro Sableng: Penculik Mayat Hutan Roban
- Wiro Sableng: Cinta Orang-Orang Gagah
- Wiro Sableng: Iblis-Iblis Kota Hantu
- Wiro Sableng: Khianat Seorang Pendekar
Rabu, 19 Februari 2014
Wiro Sableng: Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga
DOWNLOAD DI SINI
Download juga seri lainnya:
Download juga seri lainnya:
- Wiro Sableng: 4 Brewok Dari Goa Sanggreng
- Wiro Sableng: Maut Bernyanyi Di Pajajaran
- Wiro Sableng: Dendam Orang-Orang Sakti
- Wiro Sableng: Keris Tumbal Wilayuda
- Wiro Sableng: Neraka Lembah Tengkorak
- Wiro Sableng: Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga
- Wiro Sableng: Tiga Setan Darah dan Cambuk Api Angin
- Wiro Sableng: Dewi Siluman Bukit Tunggul
- Wiro Sableng: Rahasia Lukisan Telanjang
- Wiro Sableng: Banjir Darah Di Tambun Tulang
- Wiro Sableng: Raja Rencong dari Utara
- Wiro Sableng: Pembalasan Nyoman Dwipa
- Wiro Sableng: Kutukan Empu Bharata
- Wiro Sableng: Sepasang Iblis Betina
- Wiro Sableng: Mawar Merah Menuntut Balas
- Wiro Sableng: Hancurnya Istana Darah
- Wiro Sableng: Iblis dari Nankin
- Wiro Sableng: Pendekar Pedang Akhirat
- Wiro Sableng: Pendekar dari Gunung Naga
- Wiro Sableng: Hidung Belang Berkipas Sakti
- Wiro Sableng: Neraka Puncak Lawu
- Wiro Sableng: Siluman Teluk Gonggo
- Wiro Sableng: Cincin Warisan Setan
- Wiro Sableng: Penculik Mayat Hutan Roban
- Wiro Sableng: Cinta Orang-Orang Gagah
- Wiro Sableng: Iblis-Iblis Kota Hantu
- Wiro Sableng: Khianat Seorang Pendekar
- Wiro Sableng: Petaka Gundik Jelita
- Wiro Sableng: Bencana di Kuto Gede
- Wiro Sableng: Dosa-Dosa Tak Berampun
- Wiro Sableng: Pangeran Matahari dari Puncak Merapi
- Wiro Sableng: Bajingan dari Susukan
- Wiro Sableng: Panglima Buronan
- Wiro Sableng: Munculnya Sinto Gendeng
- Wiro Sableng: Telaga Emas Berdarah
- Wiro Sableng: Dewi Dalam Pasungan
- Wiro Sableng: Maut Bermata Satu
- Wiro Sableng: Iblis Berjanggut Biru
- Wiro Sableng: Kelelawar Hantu
- Wiro Sableng: Setan Dari Luar Jagad
- Wiro Sableng: Malaikat Maut Berambut Salju
- Wiro Sableng: Badai di Parangtritis
- Wiro Sableng: Dewi Lembah Bangkai
- Wiro Sableng: Topeng Buat Wiro
- Wiro Sableng: Manusia Halilintar
- Wiro Sableng: Serikat Setan Merah
- Wiro Sableng: Pembalasan Ratu Laut Utara
- Wiro Sableng: Memburu si Penjagal Mayat
- Wiro Sableng: Srigala Iblis
- Wiro Sableng: Mayat Hidup Gunung Klabat
- Wiro Sabkeng: Raja Sesat Penyebar Racun
- Wiro Sableng: Guna-Guna Tombak Api
- Wiro Sableng: Kutukan dari Liang Kubur
- Wiro Sableng: Pembalasan Pendekat Bule
- Wiro Sableng: Misteri Dewi Bunga Mayat
- Wiro Sableng: Ratu Mesum Bukit Kemukus
- Wiro Sableng: Nyawa Yang Terhutang
- Wiro Sableng: Bahala Jubah Kencono Gani
- Wiro Sableng: Peti Mati dari Jepara
- Wiro Sableng: Sarikat Candu Iblis
- Wiro Sableng: Makam Tanpa Nisan
- Wiro Sableng: Kamandaka Murid Murtad
- Wiro Sableng: Neraka Krakatau
- Wiro Sableng: Betina Penghisap Darah
- Wiro Sableng: Hari-Hari Terkutuk
- Wiro Sableng: Singa Gurun Bromo
- Wiro Sableng: Halilintar Singosari
- Wiro Sableng: Pelangi di Majapahit
- Wiro Sableng: Ki Ageng Tunggul Keparat
- Wiro Sableng: Ki Agueng Tunggul Akhirat
- Wiro Sableng: Bujang Gila Tapak Sakti
- Wiro Sableng: Purnama Berdarah
- Wiro Sableng: Guci Setan
- Wiro Sableng: Dendam di Puncak Singgalang
- Wiro Sableng: Harimau Singgalang
- Wiro Sableng: Kutunggu di Pintu Neraka
- Wiro Sableng: Kepala Iblis Nyi Gandasuri
- Wiro Sableng: Pendekar Gunung Fuji
- Wiro Sableng: Ninja Merah
- Wiro Sableng: Sepasang Manusia Bonsai
- Wiro Sableng: Dendam Manusia Paku
- Wiro Sableng: Dewi Ular
- Wiro Sableng: Wasiat Iblis
- Wiro Sableng: Wasiat Dewa
- Wiro Sableng: Wasiat Sang Ratu
- Wiro Sableng: Delapan Sabda Dewa
- Wiro Sableng: Muslihat Para Iblis
- Wiro Sableng: Musihat Cinta Iblis
- Wiro Sableng: Geger di Pangandaran
- Wiro Sableng: Kiamat di Pangandaran
- Wiro Sableng: Tua Gila dari Andalas
- Wiro Sableng: Asmara Darah Tua Gila
- Wiro Sableng: Lembah Akhirat
- Wiro Sableng: Pedang Naga Suci 212
- Wiro Sableng: Jagal Iblis Makam Setan
- Wiro Sableng: Utusan Dari Akhirat
- Wiro Sableng: Liang Lahat Gajah Mungkur
- Wiro Sableng: Rahasia Cinta Tua Gila
- Wiro Sableng: Wasiat Malaikat
- Wiro Sableng: Dendam dalam Titisan
- Wiro Sableng: Gerhana di Gajah Mungkur
- Wiro Sableng: Bola-Bola Iblis
- Wiro Sableng: Hantu Bara Kaliatus
- Wiro Sableng: Peri Angsa Putih
- Wiro Sableng: Hantu Jati Landak
- Wiro Sableng: Rahasia Bayi Tergantung
- Wiro Sableng: Hantu Tangan Empat
- Wiro Sableng: Hantu Muka Dua
- Wiro Sableng: Rahasia Kincir Hantu
- Wiro Sableng: Rahasia Patung Menangis
- Wiro Sableng: Gerhana di Gajah Mungkur
- Wiro Sableng: Hantu Langit Terjungkir
- Wiro Sableng: Rahasia Mawar Beracun
- Wiro Sableng: Hantu Santet Laknat
- Wiro Sableng: Badai Fitnah Latanahsilam
- Wiro Sableng: Rahasia Perkawinan Wiro
- Wiro Sableng: Hantu Selaksa Angin
- Wiro Sableng: Muka Tanah Liat
- Wiro Sableng: Batu Pembalik aktu
- Wiro Sableng: Istana Kebahagiaan
- Wiro Sableng: Kembali Ke Tanah Jawa
- Wiro Sableng: Tiga Makam Setan
- Wiro Sableng: Roh Dalam Keraton
- Wiro Sableng: Genderuwo Patah Hati
- Wiro Sableng: Makam Ketiga
- Wiro Sableng: Senandung Kematian
- Wiro Sableng: Badik Sumpah Darah
- Wiro Sableng: Mayat Persembahan
- Wiro Sableng: Si Cantik Dalam Guci
- Wiro Sableng:Tahta Janda Berdarah
- Wiro Sableng: Meraga Sukma
- Wiro Sableng: Melati Tujuh Racun
- Wiro Sableng: Kutukan Sang Badik
- Wiro Sableng: 113 Lorong Kematian
- Wiro Sableng: Nyawa Kedua
- Wiro Sableng: Rumah Tanpa Dosa
- Wiro Sableng: Bendera Darah
- Wiro Sableng: Aksara Batu Bernyawa
- Wiro Sableng: Pernikahan Dengan Mayat
- Wiro Sableng: Api Cinta Sang Pendekar
- Wiro Sableng: Misteri Pedang Naga Suci 212
- Wiro Sableng: Kematian Kedua
- Wiro Sableng: Kitab Seribu Pengobatan
- Wiro Sableng:Perjanjian Dengan Roh
- Wiro Sableng: Nyi Bodong
- Wiro Sableng: Lentera Iblis
- Wiro Sableng: Azab Sang Murid
- Wiro Sableng: Dadu Setan
- Wiro Sableng: Si Cantik dari Tionggoan
- Wiro Sableng: Misteri Pedang Naga Merah
- Wiro Sableng: Sang Pembunuh
- Wiro Sableng: Petaka Patung Kamasutra
- Wiro Sableng: Misteri Bunga Noda
- Wiro Sableng: Insan Tanpa Wajah
- Wiro Sableng: Sang Pemikat
- Wiro Sableng: Topan di Gunung Tengger
- Wiro Sableng: Nyawa Titipan
- Wiro Sableng: Si Cantik Gila dari Gunung Gede
- Wiro Sableng: Bayi Satu Suro
- Wiro Sableng: Dendam Mahluk Alam Roh
- Wiro Sableng: Perjodohan Berdarah
- Wiro Sableng: Badai Laut Udara
- Wiro Sableng: Cinta Tiga Ratu
- Wiro Sableng: Janda Pulau Cingkuk
- Wiro Sableng: Bayi Titisan
- Wiro Sableng: Kupu-Kupu Giok Ngarai Sianok
- Wiro Sableng: Fitnah Berdarah di Tanah Agam
- Wiro Sableng: Mayat Kiriman di Rumah Gadang
- Wiro Sableng: Bulan Sabit di Bukit Patah
- Wiro Sableng: Kupu-Kupu Mata Dewa
- Wiro Sableng: Malam Jahanam di Mataram
- Wiro Sableng: Empat Mayat Aneh
- Wiro Sableng: Roh Jemputan
- Wiro Sableng: Dua Nyawa Kembar
- Wiro Sableng: Sepasang Arwah Bisu
- Wiro Sableng: Dewi Kaki Tunggal
- Wiro Sableng: Jaka Pesolek Penangkap Petir
- Wiro Sableng: Tabir Delapan Mayat
- Wiro Sableng: Delapan Sukma Merah
- Wiro Sableng: Sesajen Atap Langit
- Wiro Sableng: Selir Pamungkas
- Wiro Sableng: 8 Pocong Menari
- Wiro Sableng: Bulan Biru di Mataram
- Wiro Sableng: Dewi Dua Musim
- Wiro Sableng: Jabang Bayi Dalam Guci
Wiro Sableng: Keris Tumbah Wilayuda
DOWNLOAD DI SINI
Download juga seri lainnya:
Download juga seri lainnya:
- Wiro Sableng: 4 Brewok Dari Goa Sanggreng
- Wiro Sableng: Maut Bernyanyi Di Pajajaran
- Wiro Sableng: Dendam Orang-Orang Sakti
- Wiro Sableng: Keris Tumbal Wilayuda
- Wiro Sableng: Neraka Lembah Tengkorak
- Wiro Sableng: Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga
- Wiro Sableng: Tiga Setan Darah dan Cambuk Api Angin
- Wiro Sableng: Dewi Siluman Bukit Tunggul
- Wiro Sableng: Rahasia Lukisan Telanjang
- Wiro Sableng: Banjir Darah Di Tambun Tulang
- Wiro Sableng: Raja Rencong dari Utara
- Wiro Sableng: Pembalasan Nyoman Dwipa
- Wiro Sableng: Kutukan Empu Bharata
- Wiro Sableng: Sepasang Iblis Betina
- Wiro Sableng: Mawar Merah Menuntut Balas
- Wiro Sableng: Hancurnya Istana Darah
- Wiro Sableng: Iblis dari Nankin
- Wiro Sableng: Pendekar Pedang Akhirat
- Wiro Sableng: Pendekar dari Gunung Naga
- Wiro Sableng: Hidung Belang Berkipas Sakti
- Wiro Sableng: Neraka Puncak Lawu
- Wiro Sableng: Siluman Teluk Gonggo
- Wiro Sableng: Cincin Warisan Setan
- Wiro Sableng: Penculik Mayat Hutan Roban
- Wiro Sableng: Cinta Orang-Orang Gagah
- Wiro Sableng: Iblis-Iblis Kota Hantu
- Wiro Sableng: Khianat Seorang Pendekar
- Wiro Sableng: Petaka Gundik Jelita
- Wiro Sableng: Bencana di Kuto Gede
- Wiro Sableng: Dosa-Dosa Tak Berampun
- Wiro Sableng: Pangeran Matahari dari Puncak Merapi
- Wiro Sableng: Bajingan dari Susukan
- Wiro Sableng: Panglima Buronan
- Wiro Sableng: Munculnya Sinto Gendeng
- Wiro Sableng: Telaga Emas Berdarah
- Wiro Sableng: Dewi Dalam Pasungan
- Wiro Sableng: Maut Bermata Satu
- Wiro Sableng: Iblis Berjanggut Biru
- Wiro Sableng: Kelelawar Hantu
- Wiro Sableng: Setan Dari Luar Jagad
- Wiro Sableng: Malaikat Maut Berambut Salju
- Wiro Sableng: Badai di Parangtritis
- Wiro Sableng: Dewi Lembah Bangkai
- Wiro Sableng: Topeng Buat Wiro
- Wiro Sableng: Manusia Halilintar
- Wiro Sableng: Serikat Setan Merah
- Wiro Sableng: Pembalasan Ratu Laut Utara
- Wiro Sableng: Memburu si Penjagal Mayat
- Wiro Sableng: Srigala Iblis
- Wiro Sableng: Mayat Hidup Gunung Klabat
- Wiro Sabkeng: Raja Sesat Penyebar Racun
- Wiro Sableng: Guna-Guna Tombak Api
- Wiro Sableng: Kutukan dari Liang Kubur
- Wiro Sableng: Pembalasan Pendekat Bule
- Wiro Sableng: Misteri Dewi Bunga Mayat
- Wiro Sableng: Ratu Mesum Bukit Kemukus
- Wiro Sableng: Nyawa Yang Terhutang
- Wiro Sableng: Bahala Jubah Kencono Gani
- Wiro Sableng: Peti Mati dari Jepara
- Wiro Sableng: Sarikat Candu Iblis
- Wiro Sableng: Makam Tanpa Nisan
- Wiro Sableng: Kamandaka Murid Murtad
- Wiro Sableng: Neraka Krakatau
- Wiro Sableng: Betina Penghisap Darah
- Wiro Sableng: Hari-Hari Terkutuk
- Wiro Sableng: Singa Gurun Bromo
- Wiro Sableng: Halilintar Singosari
- Wiro Sableng: Pelangi di Majapahit
- Wiro Sableng: Ki Ageng Tunggul Keparat
- Wiro Sableng: Ki Agueng Tunggul Akhirat
- Wiro Sableng: Bujang Gila Tapak Sakti
- Wiro Sableng: Purnama Berdarah
- Wiro Sableng: Guci Setan
- Wiro Sableng: Dendam di Puncak Singgalang
- Wiro Sableng: Harimau Singgalang
- Wiro Sableng: Kutunggu di Pintu Neraka
- Wiro Sableng: Kepala Iblis Nyi Gandasuri
- Wiro Sableng: Pendekar Gunung Fuji
- Wiro Sableng: Ninja Merah
- Wiro Sableng: Sepasang Manusia Bonsai
- Wiro Sableng: Dendam Manusia Paku
- Wiro Sableng: Dewi Ular
- Wiro Sableng: Wasiat Iblis
- Wiro Sableng: Wasiat Dewa
- Wiro Sableng: Wasiat Sang Ratu
- Wiro Sableng: Delapan Sabda Dewa
- Wiro Sableng: Muslihat Para Iblis
- Wiro Sableng: Musihat Cinta Iblis
- Wiro Sableng: Geger di Pangandaran
- Wiro Sableng: Kiamat di Pangandaran
- Wiro Sableng: Tua Gila dari Andalas
- Wiro Sableng: Asmara Darah Tua Gila
- Wiro Sableng: Lembah Akhirat
- Wiro Sableng: Pedang Naga Suci 212
- Wiro Sableng: Jagal Iblis Makam Setan
- Wiro Sableng: Utusan Dari Akhirat
- Wiro Sableng: Liang Lahat Gajah Mungkur
- Wiro Sableng: Rahasia Cinta Tua Gila
- Wiro Sableng: Wasiat Malaikat
- Wiro Sableng: Dendam dalam Titisan
- Wiro Sableng: Gerhana di Gajah Mungkur
- Wiro Sableng: Bola-Bola Iblis
- Wiro Sableng: Hantu Bara Kaliatus
- Wiro Sableng: Peri Angsa Putih
- Wiro Sableng: Hantu Jati Landak
- Wiro Sableng: Rahasia Bayi Tergantung
- Wiro Sableng: Hantu Tangan Empat
- Wiro Sableng: Hantu Muka Dua
- Wiro Sableng: Rahasia Kincir Hantu
- Wiro Sableng: Rahasia Patung Menangis
- Wiro Sableng: Gerhana di Gajah Mungkur
- Wiro Sableng: Hantu Langit Terjungkir
- Wiro Sableng: Rahasia Mawar Beracun
- Wiro Sableng: Hantu Santet Laknat
- Wiro Sableng: Badai Fitnah Latanahsilam
- Wiro Sableng: Rahasia Perkawinan Wiro
- Wiro Sableng: Hantu Selaksa Angin
- Wiro Sableng: Muka Tanah Liat
- Wiro Sableng: Batu Pembalik aktu
- Wiro Sableng: Istana Kebahagiaan
- Wiro Sableng: Kembali Ke Tanah Jawa
- Wiro Sableng: Tiga Makam Setan
- Wiro Sableng: Roh Dalam Keraton
- Wiro Sableng: Genderuwo Patah Hati
- Wiro Sableng: Makam Ketiga
- Wiro Sableng: Senandung Kematian
- Wiro Sableng: Badik Sumpah Darah
- Wiro Sableng: Mayat Persembahan
- Wiro Sableng: Si Cantik Dalam Guci
- Wiro Sableng:Tahta Janda Berdarah
- Wiro Sableng: Meraga Sukma
- Wiro Sableng: Melati Tujuh Racun
- Wiro Sableng: Kutukan Sang Badik
- Wiro Sableng: 113 Lorong Kematian
- Wiro Sableng: Nyawa Kedua
- Wiro Sableng: Rumah Tanpa Dosa
- Wiro Sableng: Bendera Darah
- Wiro Sableng: Aksara Batu Bernyawa
- Wiro Sableng: Pernikahan Dengan Mayat
- Wiro Sableng: Api Cinta Sang Pendekar
- Wiro Sableng: Misteri Pedang Naga Suci 212
- Wiro Sableng: Kematian Kedua
- Wiro Sableng: Kitab Seribu Pengobatan
- Wiro Sableng:Perjanjian Dengan Roh
- Wiro Sableng: Nyi Bodong
- Wiro Sableng: Lentera Iblis
- Wiro Sableng: Azab Sang Murid
- Wiro Sableng: Dadu Setan
- Wiro Sableng: Si Cantik dari Tionggoan
- Wiro Sableng: Misteri Pedang Naga Merah
- Wiro Sableng: Sang Pembunuh
- Wiro Sableng: Petaka Patung Kamasutra
- Wiro Sableng: Misteri Bunga Noda
- Wiro Sableng: Insan Tanpa Wajah
- Wiro Sableng: Sang Pemikat
- Wiro Sableng: Topan di Gunung Tengger
- Wiro Sableng: Nyawa Titipan
- Wiro Sableng: Si Cantik Gila dari Gunung Gede
- Wiro Sableng: Bayi Satu Suro
- Wiro Sableng: Dendam Mahluk Alam Roh
- Wiro Sableng: Perjodohan Berdarah
- Wiro Sableng: Badai Laut Udara
- Wiro Sableng: Cinta Tiga Ratu
- Wiro Sableng: Janda Pulau Cingkuk
- Wiro Sableng: Bayi Titisan
- Wiro Sableng: Kupu-Kupu Giok Ngarai Sianok
- Wiro Sableng: Fitnah Berdarah di Tanah Agam
- Wiro Sableng: Mayat Kiriman di Rumah Gadang
- Wiro Sableng: Bulan Sabit di Bukit Patah
- Wiro Sableng: Kupu-Kupu Mata Dewa
- Wiro Sableng: Malam Jahanam di Mataram
- Wiro Sableng: Empat Mayat Aneh
- Wiro Sableng: Roh Jemputan
- Wiro Sableng: Dua Nyawa Kembar
- Wiro Sableng: Sepasang Arwah Bisu
- Wiro Sableng: Dewi Kaki Tunggal
- Wiro Sableng: Jaka Pesolek Penangkap Petir
- Wiro Sableng: Tabir Delapan Mayat
- Wiro Sableng: Delapan Sukma Merah
- Wiro Sableng: Sesajen Atap Langit
- Wiro Sableng: Selir Pamungkas
- Wiro Sableng: 8 Pocong Menari
- Wiro Sableng: Bulan Biru di Mataram
- Wiro Sableng: Dewi Dua Musim
- Wiro Sableng: Jabang Bayi Dalam Guci
Langganan:
Postingan (Atom)