Jumat, 31 Januari 2014

Novel "Assalamualaikum Beijing" Seharusnya Dilarang Beredar!

 
Pemerintah seharusnya memblokir peredaran buku "Assalamualaikum Beijing". Tiada kata terlambat, seharunya buku ini ditarik dari pasaran. Buku ini sangat berbahaya. Pertama, buku ini bisa pembaca lupa waktu.Dan kedua, bisa membuat penerbitan tanah air bangkrut!

Pertama, bahaya buku ini bisa membuat pembaca lupa waktu. Hati-hatilah membukanya! Waktu Anda sangat berharga. Seharusnya membaca novel, jangan menjadi bagian penting aktivitas Anda. Baca novel seharusnya sampingan, ketika habis pekerjaan, barulah Anda membaca. Novel Assalamualaikum beijing seharusnya dijauhkan dari koleksi buku Anda. Jangan sampai buku ini tersedia di tempat Anda bekerja, sebab sekali saja Anda membaca isinya, halaman mana saja, waktu Anda bisa terkuras habis untuk terus dan terus membaca.

Saya tidak main-main. Cek sendiri siapa saja yang pernah membaca buku ini. Silahkan tanyakan pada mereka. Buktikan sendiri jawabannya, buku ini pasti telah melupakan mereka terhadap waktu. Tak usah membaca awalnya, langsung saja masuk ke bagian tengahnya, pusaran gravitasi akan langsung menyedot habis otak Anda. Suspens yang ditumbulkan kalimat-kalimatnya sangat menghipnotis, perhatian tercuri, sekeliling hilang, karena segenap perasaan dan pikiran Anda, tercurah ke dalam alur kisah. Kalau tidak percaya, ini saya kutipkan salah satu bagiannya :

JARING LABA-LABA

Hujan deras mencegahnya segera angkat kaki dari rumah Anita. Dan, rasa kesal terhadap Ra melunakkan pertahanan lelaki itu, hingga mengiyakan tanpa berpikir, saat wanita cantik itu meminta diantarkan pulang. 

Lagu lama yang selalu berulang.

Namun, sekali ini Dewa tak peduli. Tak merasa berkhianat. Toh, dia hanya mengantar rekan kerja. Sesuatu yang jika diketahui Ra sepertinya tidak akan menyulut cemburu. Namun, angin yang bertiup kencang, dan hujan lebat memaksa Dewa berada di rumah Anita lebih lama. Situasi seklise sinetron kacangan yang dihindarinya di TV.

Mereka duduk menikmati kopi panas buatan gadis itu, yang harus diakui Dewa, tak hanya menghangatkan, tetapi juga terasa enak melewati kerongkongan.

"Bapak dan ibu ke mana Nit?"

Anita hanya memiliki satu saudara laki-laki yang sedang sekolah di Kanada. Sudah dua kali, Dewa dan teman-teman kantor mampir ke rumah ini. Terakhir waktu mereka merencanakan CSR di Cisarua. Mengundang anak-anak panti asuhan. Anita yang pertama menawarkan rumahnya sebagai tempat mereka rapat. Kedua orang tua gadis itu biasanya selalu terlihat.

"Ke undangan pernikahan."

Atmosfer kecanggungan mulai muncul. Anita menetralisirnya cepat-cepat, "Sebentar lagi mungkin pulang. Kopinya aku tambah lagi ya?"

Dewa mengangkat cangkirnya, menolak halus. Anita tidak memaksa. Sunyi, suasana yang menyalakan alarm di hati lelaki itu lebih kencang. Mereka ngobrol tentang beberapa hal terkait kantor, sebelum kemudian sama-sama terdiam.

Dia sudah bangkit dari kursi ketika gadis itu mengatakan sesuatu dengan nada memelas.....

Sudah. Kutipannya sampai situ saja.
Kalau Anda ketagihan, sakau ingin sekali meneruskannya,
Saya ucapkan selamat!
Selamat tersiksa rasa penasaran!
Saya tidak mau bertanggung jawab atas segala kesengsaraan Anda!

Maafkan saya, bukannya mau membuat Anda mati penasaran, kutipan itu saya sajikan, sekedar memberi bukti, bahwa novel "Assalamualaikum Beijing" ini sangat berbahaya!

Bahaya kedua, dunia perbukuan bisa bangkrut gara-gara buku ini. Para penulis muda yang membaca, mereka akan bertanya-tanya, bagaimana bisa buku ini jadi menarik. Mengapa saya sampai lupa waktu membacanya. Jika mereka meneliti buku ini, mendalaminya, mempelajari penciptaan kalimat-kalimatnya, lalu mencoba bekerja keras mempraktikkan segala teori haril penelitiannya, bisa-bisa mereka menjadi penulis hebat, bahkan bisa lebih hebat dari Asma Nadia. Penulis muda berbakata bisa semakin menjamur. Novelis piawai bisa terlahir di mana-mana. Dan kalau sudah begini, apa lacur, dunia perbukuan di Indonesia bisa bangkrut.


Sebagian Pengalaman Buruk Saya Akibat Karya Asma Nadia

Bisa saja sebagian Anda berkata, saya sudah berlebihan mendeskripsikan novel ini. Silahkan saja, Anda bisa bicara seenaknya, sebagaimana saya sendiri, sering dengan seenaknya bicara. Ini bukan hiperbolis. Jika Anda sendiri membuka buku itu dan membacanya, dengan pikiran terbuka tentunya, saya pastikan, baru saat itu Anda akan mengangguk-anggukan kepala. Saya tidak malu-malu mengakui, gila terhadap karya Asma Nadia ini sudah menjadi penyakit lama.

Ketika Pak Isa sering menyebut-nyebut kelebihan Asma Nadia, perasaan saya gimana ya, itu kan istrinya, kok dia tidak malu memuji-muji istri sendiri. Rasanya norak sekali. Akan tetapi ketika saya ingat siapa Asma Nadia, dan bagaimana malang-melintangnya dia di dunia sastra, dalam kemampuannya mengolah bahasa dan mengotak-atik jalan cerita, juga kepiawaian dia mencuri omosi pembaca, segala komen bagus Pak Isa itu bukan hal yang luar biasa. Itu memasng sudah selayaknya.

Publik pembaca sudah tahu sejak lama, termasuk saya. Bayangkan saja, buat membeli salah satu bukunya dulu, saya bela-belain kemalaman, bela-belain hujan-hujanan, karena saking ingin mempunyai salah satu koleksi bukunya. Waktu itu saya masih remaja, tak peduli saya terkesan feminim atau bagaimanalah membeli buku karya seorang wanita, niat saya, saya ingin mempelajari tehnik menulis dari adik Mbak Halvi Thiana Rosa ini, karena saya tahu bukunya sangat berharga, enak dibaca.

Dan memang benar, ketika akhirnya buku itu saya bawa ke sekolah, setamat saya membaca, buku itu sengsara, terus pindah dari tangan ke tangan, hingga keriting halamannya. Entahlah sekarang buku itu sudah ke mana. Pertemuan terakhir, masih ingat, keadaannya sangat menyedihkan. Sebagian lembaran-lembarannya sudah lepas. Ini karena begitu banyaknya pembaca.

Itulah sebagian pengalaman buruk saya akibat karya Asma Nadia.

17 komentar:

  1. Saksikan Assalamualaikum Beijing dari Novel Best Seller Asma Nadia:) di bioskop tanah air, tayang dengan judul yang sama di bioskop tanah air tanggal 30 Desember insya allah:) ajak keluarga dan teman yaa

    BalasHapus
  2. gk ngaruh juga jalan cerita nya

    BalasHapus
  3. jangan begitu teman, kita tidak boleh menjelek²kan karya org lain, kita harus menghargainya walaupun kita tidak menyukainya, ingat "IRI TANDA TAK MAMPU"

    BalasHapus
  4. Saya Sepakat dengan Kafka A.S. . . . (y)

    BalasHapus
  5. Betul itu Ngiri tanda tak mampu

    BalasHapus
  6. hahahahhahahahhahahahahhaaaiinnnn aja orang kayak gitu,,dia bukan iri,, tapi justru pengagum..bahkan mungkin udah gila kali ya..ckckkck knpa gak koit sekalian?

    BalasHapus
  7. bodoh bgt diatas ini .. diakan muji

    BalasHapus
  8. Cara memuji yang elekgan :D 2 jempol..

    BalasHapus
  9. pujian sekaligus mengngatkan. gokil juga

    BalasHapus
  10. Haduh.. Ini pujian kawan.
    Jgn salah mengartikan kawan.
    Peace :')

    Tp film nya bagus, bikin gw yg ga prnah nangis jd nangis :'(

    BalasHapus
  11. Ini orang ngiri ya ??? postingan aneh

    BalasHapus
  12. knp emang ...Tuhannya suruh kita Iqra..., belajar lah menghargai karya orang lain..., saya pikir novel nya bagus..., anda aja yg nggak bisa bagi waktu..atau anda bagian dari novel ini ... supaya terkesan bersebrangan padahal bersamaan tulisan anda membuat orang lebih penasaran agar buku ini lebih laris lagi...

    BalasHapus