Waktu kecil dulu
Jika melihat rumah adat
Yang selalu saya tertawakan adalah
Rumah adat orang Irian Jaya atau Papua
Sepertinya, terbuat dari ilalang, yang sambungkan membentuk rumah
Seperti tempurung telungkup
Kepada teman sering katakan
Nah, ini rumahmu
Bukan, itu rumahmu
Kami tidak mau, jika rumah kami seperti itu
Kami pandang rumah itu, sebagai rumah terburuk, dari semua rumah adat Nusantara
Saya telah menghinakan, saya dalam kesombongan
Dalam pandangan saya dulu, juga pasti pandangan kebanyakan orang
Rumah megah menggiurkan, adalah gedung bertingkat
Dengan beton, dengan tembok
Dalam rumah seperti itulah saya akan bangga
Dan kesombongan mendapatkan tahta
Namun sekarang
Gempa telah membalikkan semuanya
Rumah megah, gedung bertingkat di saat ini
Berubah menjadi tidak berharga, sebab saat gempa gedung ini
Tidak lagi menjadi sahabat kita
Musuh malah,
Yang membuat saya lari
Pontang-panting lari tanpa arah
Lalu bersandar ke tembok pagar rumah orang
Dengan lelah, dan ketika itulah
Bayangan rumah orang Papua, menjadi terasa Indah
Oh orang Papua
Maafkan saya, karena ternyata di saat gempa
Di rumahmu yang kumuh itulah, saya lebih percaya menitipkan nyawa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar