Selasa, 18 Februari 2014

Wiro Sableng: Badai di Parangtritis

Wajah Ki Ageng Lontar sudah tak berupa lagi. Kulitnya seperti bekas mencincang, hidungnya hampir sumpung, dan kedua bola mata, sudah tak ada lagi di kelopaknya. Istrinya yang jauh lebih muda darinya bernasib sama. Pakaiannya robek-robek, menunjukkan tanda-tanda telah diperkosa. Mayat kedua orang ini terjajar di delmannya, dan seorang lagi, kusir delman, juga mengalami nasib serupa: Mati mengenaskan.

Semua orang heran tak habis pikir, bagaimana orang sebaik Ki Ageng Lontar meninggal dengan cara ini. Dia tidak punya musuh. Siapa sebenarnya manusia berhati iblis yang tega membantainya. Kepada desa Parangtritis datang ke tempat kejadian, dan saat itu, dia langsung melihat seorang pemuda berbaju putih. Tampak jelas pada pakaiannya percikan darah. Tanpa ragu lagi, kepala desa langsung menuduhnya. Beberapa orang dia suruh menangkap pemuda itu.

Kontan saja si pemuda melawan. Dia membantah. Dia protes, dia bukan pembunuh. Darah pada pakaiannya itu tanpa sengaja memercikinya. Kepala desa tetap tak percaya. Tetap dia suruh rakyatnya menangkap pemuda ini, dan si pemuda, yang tak lain tak bukan Wiro Sableng, tak terima begitu saja dia ditangkap. Dia melawan.

Bagaimana nasib Wiro Sableng berikutnya? Bisakah dia bebas dari tuduhan masyarakat?
Siapakah sebenarnya pembantai sadis itu?
Apa alasan mereka tega melakukan itu?
Apa salah Ki Ageng?

Semua pertanyaan itu hanya akan terjawab jika Anda membaca keseluruhan kisahnya. Simak hanya di serial Wiro Sableng: Badai di Parangtritis yang bisa Anda download DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar